Sejarah Sungai Terpanjang Bengawan Solo
Zaman Dulu,
Sungai Bengawan Solo namanya bukan itu. Masyarakat Solo bangga dengan Sungai
yang terkenal kemahsyurannya dan sungai terpanjang. Sebelumnya Sungai itu bernama Bengawan Beton.
Sejarah
Sungai Bengawan Solo
Bengawan
berarti sungai besar. Bengawan Solo dikenal oleh banyak masyarakat dengan
sebuah lagu ciptaan Gesang, terbentuk kurang lebih empat juta tahun lamanya. Dengan
begitu, sungai tersebut sudah ada sejak jaman purba hingga sekarang.
Sebelumya,
terdapat aliran sungai yang menuju ke selatan. Diperkirakan arah itu berasal
dari hulu sungai Bengawan Solo. Dari kurun waktu jutaan tahun yang lalu,
terjadi sebuah proses pengangkatan geologis yang menyebabkan gesekan lempeng
Indonesia dan Australia yang mengguncang daratan Pulau Jawa. Itulah kenapa aliran
sungai berpindah ke utara. Pusat dari muara sungai Bengawan Purba ini berada di
pantai Sadeng, Yogyakarta.
Bengawan
Beton
Yang ditulis
RM Sajid berdasarkan Babad Sala. Ada sebuah desa yang bernama Nusupan ketika
zaman Mataram. Lokasi dari desa ini terletak di sebelah tenggara Desa Sala,
kawasan yang hari demi hari menjadi lokasi pindahnya Keraton Kartasuran. Disitulah
ada sungai Bengawan Beon yang telah memisahkan Desan Nusupan menjadi dua.
Dari zaman
dulu Bengawan Beton sudah secara alami sebagai salah satu batas dari Desa Sala.
Di bagian utara terdapat kali Pepe, di bagian timur terdapat Bengawan Beton dan
di bagian selatan ada kali Wingka.
Lambat lauh,
Bengawan Beton berubah menjadi tempat pelabuhan buat para pedagang dan Nahkoda
yang pergi ke Gresik atau Surabaya. Dari mulai pulang hingga pergi mereka
melewati sungai itu. Desa Nusupan kini berbubah dan menjadi berkembang. Pedagang-pedang
dari kotagede Mataram bula pergi selalu melewati.
Disaat namanya
menjadi terkenal, Bengawan Beton kemudia berganti nama. Nama yang di ambil adalah
nama yang berasal dari Kyai Gedhe Sala yang sebagai tetua des aitu. Sehingga sungai
ini disebut sebagai Bengawan Sala atau jaman sekarang Bengawan Solo. Dari perubahan
nama tersebut terjadi sesudah Keraton Kartasura yang dipindahkan ke Desa Sala.
Selain Bengawan
Beton, masyarakat yang berada di sekitar dulu menyebut nama sungai ini Benawi Sangkrah
atau Bengawan Sangkrah.
Komentar
Posting Komentar